Fossil Rock Media

Media informasi tentang sejarah fosil, peradaban kuno, dan penemuan arkeologi dunia.

Herodotus: Menelusuri Jejak Sang Bapak Sejarah Dunia

Herodotus dikenal sebagai Bapak Sejarah Dunia. Ia menulis kisah masa lampau Yunani dan Persia dengan gaya naratif yang hidup.

Herodotus Bapak Sejarah — nama ini tak asing bagi dunia ilmu pengetahuan dan sejarah. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menyusun catatan sejarah secara sistematis, bukan sekadar kumpulan mitos atau cerita rakyat. Melalui karya monumentalnya berjudul Histories, Herodotus mengubah cara manusia memahami masa lalu.

Baca Juga : AiNA THE END Guncangkan Tiny Desk Jepang dengan “Dadadan” Opening Season 2


Awal Kehidupan Herodotus

Herodotus lahir sekitar tahun 484 SM di Halicarnassus, sebuah kota di Asia Kecil yang kini termasuk wilayah Turki. Ia tumbuh dalam masa ketika dunia Yunani sedang berkembang pesat, baik dalam bidang politik, seni, maupun filsafat. Sejak muda, ia tertarik pada kisah perjalanan dan peristiwa besar yang membentuk peradaban manusia.

Karena rasa ingin tahu yang besar, Herodotus melakukan banyak perjalanan ke berbagai wilayah, seperti Mesir, Persia, dan Babilonia. Melalui pengamatannya yang luas, ia mulai menulis kisah-kisah tentang budaya, tradisi, dan konflik antarbangsa.


Karya Monumental: Histories

Karya terbesar Herodotus, Histories, bukan sekadar catatan perang antara Yunani dan Persia. Lebih dari itu, buku tersebut berisi penjelasan tentang kebiasaan masyarakat, kepercayaan, dan kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa yang ia kunjungi.

Ia menggunakan pendekatan baru dalam menulis sejarah: menggabungkan fakta, wawancara, dan observasi langsung. Oleh karena itu, meskipun beberapa bagiannya bercampur dengan legenda, gaya naratifnya membuat sejarah terasa hidup.

Menariknya, Herodotus tidak hanya fokus pada Yunani. Ia juga menulis tentang Mesir, Lydia, dan Babilonia, memberikan wawasan lintas budaya yang sangat berharga bagi para sejarawan modern.


Mengapa Dijuluki Bapak Sejarah

Julukan Bapak Sejarah Dunia diberikan oleh filsuf besar Cicero, ratusan tahun setelah Herodotus wafat. Alasannya jelas: ia adalah pelopor metode pencatatan sejarah yang berbasis penyelidikan (historia dalam bahasa Yunani berarti “penyelidikan”).

Sebelumnya, kisah masa lalu lebih banyak disampaikan melalui mitos dan puisi epik. Namun Herodotus mencoba mencari penyebab dan hubungan antara peristiwa, bukan hanya menceritakan hasil akhirnya. Pendekatan ini menjadi dasar bagi cara modern dalam menulis sejarah.


Kritik dan Warisan

Meskipun dijuluki Bapak Sejarah, Herodotus juga kerap disebut “Bapak Kebohongan” oleh sebagian kritikus. Beberapa catatannya dianggap terlalu imajinatif atau sulit diverifikasi. Namun, di sisi lain, pendekatannya membuka jalan bagi munculnya disiplin ilmu sejarah seperti yang kita kenal saat ini.

Warisannya sangat besar. Banyak sejarawan setelahnya, seperti Thucydides dan Xenophon, terinspirasi oleh metode penelitiannya. Bahkan di era modern, para akademisi masih mengutip Histories sebagai sumber penting untuk memahami dunia kuno.


Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Penulis Sejarah

Herodotus bukan hanya seorang penulis, melainkan juga penjelajah dan pengamat budaya. Ia melihat dunia dengan rasa ingin tahu yang besar dan berusaha merekamnya agar generasi berikutnya dapat belajar dari masa lalu.

Hingga kini, warisannya tetap hidup dalam setiap karya sejarah modern. Melalui Histories, Herodotus membuktikan bahwa memahami masa lalu adalah kunci untuk mengerti masa depan. Oleh karena itu, gelar Herodotus Bapak Sejarah Dunia bukan sekadar sebutan — melainkan penghormatan abadi terhadap pelopor sejarah tertulis umat manusia.