Fossil Rock Media

Media informasi tentang sejarah fosil, peradaban kuno, dan penemuan arkeologi dunia.

Sejarah Daulah Abbasiyah: Dari Berdiri Hingga Runtuhnya Tahun 1258

Sejarah Daulah Abbasiyah dari awal berdiri hingga keruntuhannya pada 1258, masa kejayaan Islam di bidang ilmu dan politik.

Sejarah Daulah Abbasiyah merupakan salah satu periode terpenting dalam perjalanan peradaban Islam. Berdiri pada tahun 750 M, kekhalifahan ini menggantikan Daulah Umayyah dan membawa Islam menuju masa keemasan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan politik.
Namun, setelah lebih dari lima abad berjaya, Daulah Abbasiyah akhirnya runtuh pada tahun 1258 akibat serangan bangsa Mongol.

Anime Terpopuler Jepang 2024: Dandadan, Oshi no Ko, dan Make Heroine

Awal Berdirinya Daulah Abbasiyah

Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abu al-Abbas as-Saffah, keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib — paman Nabi Muhammad SAW.
Gerakan ini muncul dari ketidakpuasan umat Islam terhadap pemerintahan Bani Umayyah yang dianggap lebih berpihak pada bangsa Arab.
Melalui dukungan kuat dari kaum non-Arab, khususnya di wilayah Khurasan (Persia), revolusi Abbasiyah pun berhasil menggulingkan kekuasaan Umayyah pada tahun 750 M.

Kemudian, setelah as-Saffah wafat, kekuasaan dilanjutkan oleh saudaranya Abu Ja’far al-Manshur, yang dikenal sebagai khalifah visioner dan pendiri kota Baghdad. Kota ini kelak menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia Islam.


Masa Keemasan Daulah Abbasiyah

Puncak kejayaan Daulah Abbasiyah terjadi pada masa Harun ar-Rasyid (786–809 M) dan al-Ma’mun (813–833 M).
Pada masa ini, Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Selain menjadi tempat lahirnya berbagai lembaga pendidikan, kota ini juga menjadi rumah bagi para ilmuwan besar.

Lembaga terkenal bernama Bayt al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) didirikan untuk menerjemahkan karya-karya ilmiah Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab.
Selain itu, banyak tokoh besar muncul pada masa ini, seperti Al-Khawarizmi, Ibn Sina, Al-Farabi, dan Jabir ibn Hayyan, yang berkontribusi besar dalam bidang matematika, kedokteran, dan kimia.

Tidak hanya dalam ilmu, masa ini juga menjadi puncak perkembangan seni, sastra, dan arsitektur Islam. Kehidupan sosial dan ekonomi di Baghdad pun makmur dan teratur.


Faktor Penyebab Kemunduran Daulah Abbasiyah

Meskipun pernah berjaya, Daulah Abbasiyah perlahan mengalami kemunduran.
Pertama, wilayah kekuasaan yang sangat luas membuat pemerintahan sulit dikendalikan secara langsung.
Kedua, munculnya dinasti-dinasti kecil seperti Buwaihiyah dan Seljuk yang hanya mengakui khalifah secara simbolis.
Selain itu, konflik politik internal, perebutan kekuasaan, dan lemahnya pertahanan juga mempercepat kehancuran.

Kemudian, faktor eksternal juga sangat berpengaruh. Serangan dari bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan menjadi pukulan terakhir bagi kekhalifahan ini.


Runtuhnya Daulah Abbasiyah

Pada tahun 1258 M, pasukan Mongol menyerbu Baghdad. Kota megah itu hancur lebur dalam waktu singkat.
Khalifah terakhir, al-Musta’sim Billah, dibunuh, menandai berakhirnya kekuasaan Abbasiyah di Baghdad.
Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Islam karena menghancurkan pusat ilmu pengetahuan yang telah dibangun selama berabad-abad.

Meskipun begitu, sebagian keturunan Abbasiyah berhasil melarikan diri ke Mesir. Di sana, mereka mendirikan kekhalifahan simbolis di bawah perlindungan Dinasti Mamluk, namun kekuasaan politiknya sudah tidak lagi nyata.


Warisan dan Pengaruh Daulah Abbasiyah

Walau runtuh secara politik, warisan Daulah Abbasiyah tetap hidup.
Sistem administrasi pemerintahan, tradisi keilmuan, serta semangat intelektualnya menjadi dasar bagi kemajuan dunia Islam dan Eropa.
Selain itu, karya-karya ilmuwan dari masa Abbasiyah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menginspirasi lahirnya Renaisans di Eropa.

Akhirnya, sejarah Daulah Abbasiyah menjadi bukti bahwa kejayaan suatu peradaban tidak hanya diukur dari kekuasaan, tetapi juga dari kontribusinya terhadap ilmu dan kemanusiaan.