
Bicara soal sejarah hubungan Iran-Israel, banyak yang lupa bahwa kedua negara ini dulu pernah menjadi sekutu dekat. Kini keduanya berdiri di sisi berlawanan, terlibat dalam ketegangan politik, ekonomi, dan militer di kawasan Timur Tengah. Hubungan mereka adalah cerminan perubahan geopolitik yang kompleks — dari kerja sama hangat di masa lalu menjadi permusuhan mendalam yang bertahan hingga hari
Sejarah ini.
Baca Juga : Film Anime MAPPA yang Wajib Kamu Tonton Visualnya Gak Main-Main!
🕊️ Masa Keemasan: Ketika Iran dan Israel Bersahabat
Pada awal berdirinya negara Israel tahun 1948, Iran sempat menjadi salah satu negara Muslim yang bersikap relatif terbuka terhadapnya. Di bawah pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi, Iran menjalin hubungan ekonomi, intelijen, dan militer dengan Israel.
Keduanya memiliki kepentingan bersama: menahan pengaruh negara-negara Arab yang menentang Israel dan menjaga stabilitas kawasan. Bahkan, kerja sama rahasia antara Mossad (Israel) dan SAVAK (badan intelijen Iran) berjalan aktif selama beberapa dekade.
Selain itu, Iran juga menjadi pemasok minyak penting bagi Israel. Dalam periode ini, hubungan kedua negara ibarat “sekutu diam-diam” di tengah dunia Arab yang memusuhi Tel Aviv.
⚔️ Revolusi Iran 1979: Titik Balik yang Mengubah Segalanya
Segalanya berubah drastis setelah Revolusi Islam Iran 1979. Rezim monarki Shah tumbang, dan Ayatollah Khomeini mengambil alih kekuasaan. Iran yang dulu pro-Barat berubah menjadi negara Islam revolusioner yang menentang pengaruh Amerika Serikat dan Israel.
Khomeini menyebut Israel sebagai “musuh umat Islam” dan “rezim penindas Palestina”. Sejak itu, hubungan diplomatik kedua negara putus total. Iran mulai mendukung kelompok-kelompok perlawanan seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamas di Palestina, yang dikenal menentang eksistensi Israel.
🧨 Era Ketegangan Modern: Proxy War dan Perang Dingin di Timur Tengah
Dalam beberapa dekade terakhir, konflik Iran-Israel berkembang menjadi perang bayangan (shadow war). Israel menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir untuk menghancurkan negara Yahudi tersebut, sementara Iran menuduh Israel sebagai alat imperialisme Barat.
Serangan siber, sabotase fasilitas nuklir Iran, hingga pembunuhan ilmuwan nuklir menjadi bagian dari ketegangan tanpa akhir. Di sisi lain, Iran memperkuat pengaruhnya lewat milisi Syiah di Suriah, Yaman, dan Lebanon — memperluas jaringan yang dianggap mengancam keamanan Israel.
🌍 Pandangan Global: Dampaknya bagi Timur Tengah
Permusuhan Iran-Israel bukan hanya masalah dua negara, tapi juga berdampak luas bagi stabilitas regional. Ketegangan ini memengaruhi kebijakan Amerika Serikat, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya.
Banyak analis menyebut bahwa hubungan mereka kini ibarat “perang dingin versi Timur Tengah”. Tak ada pertempuran langsung, tapi ada perlombaan pengaruh, kekuatan militer, dan teknologi senjata di balik layar.
⚖️ Kesimpulan: Dari Sekutu Rahasia Jadi Musuh Terbuka
Perjalanan sejarah hubungan Iran-Israel mencerminkan bagaimana politik internasional bisa berubah drastis dalam waktu singkat. Dari sekutu yang saling menguntungkan di masa Shah, kini keduanya menjadi musuh ideologis dan strategis.
Selama isu Palestina, nuklir, dan pengaruh geopolitik masih berperan besar, tampaknya perdamaian antara Iran dan Israel masih jauh dari kenyataan. Namun, sejarah mengajarkan satu hal: dalam politik global, tidak ada musuh abadi — hanya kepentingan yang berubah.









